Indonesia
Perkenalan:
Masakan Tiongkok terkenal dengan hidangannya yang beragam dan lezat, dan salah satu menu sarapan yang paling disukai adalah donat goreng Tiongkok yang terkenal yang dikenal sebagai "youtiao". Dengan bagian luarnya yang renyah dan bagian dalamnya yang lembut dan empuk, youtiao telah menjadi makanan pokok di Tiongkok dan mendapatkan popularitas di seluruh dunia. Dalam artikel ini, kita akan mempelajari sejarah menarik youtiao dan evolusinya selama bertahun-tahun.
Asal Usul Kuno:
Youtiao menelusuri asal-usulnya kembali ke Tiongkok kuno, dengan bukti konsumsinya sudah ada sejak Dinasti Song (960-1279). Pada masa itu, youtiao dikenal sebagai "youzhaguo" dan terutama dikonsumsi oleh para cendekiawan dan intelektual. Bentuk unik dari youtiao, menyerupai "jian" tradisional Tiongkok (pedang lurus bermata dua), memiliki makna simbolis, mewakili pengetahuan dan kebijaksanaan.
Evolusi dan Popularitas:
Selama berabad-abad, youtiao mengalami beberapa transformasi hingga menjadi makanan sarapan favorit seperti sekarang ini. Awalnya dibuat dengan cara memelintir dua potong adonan menjadi satu dan menggorengnya hingga berwarna cokelat keemasan. Namun, pada masa Dinasti Ming (1368-1644), variasi yang disebut "shaobing" muncul. Shaobing menampilkan tekstur yang lebih serpihan dan bentuk persegi panjang, yang membedakannya dari youtiao tradisional.
Pada masa Dinasti Qing (1644-1912), metode pembuatan youtiao semakin disempurnakan. Bentuknya menjadi lebih memanjang dan tipis, menyerupai sumpit atau naga yang digoreng dengan minyak, sehingga menghasilkan nama populer "youtiao", yang diterjemahkan menjadi "setan yang digoreng dengan minyak". Nama ini mencerminkan tampilan adonan goreng yang renyah dan bengkok.
Simbolisme dan Takhayul:
Selain makna kulinernya, youtiao juga membawa simbolisme budaya dalam masyarakat Tionghoa. Dalam legenda Tiongkok, youtiao dikaitkan dengan cerita tentang cendekiawan yang putus asa yang menenggelamkan diri di sungai karena gagal dalam ujian kekaisaran. Dipercaya bahwa bentuk youtiao yang bengkok melambangkan jari-jari para ulama yang saling bertautan, sebagai penghormatan atas tekad mereka dalam mengejar ilmu pengetahuan.
Variasi Regional:
Meskipun youtiao umumnya dikonsumsi di seluruh Tiongkok, setiap wilayah memiliki variasinya sendiri. Di Tiongkok utara, youtiao biasanya lebih kental, lebih panjang, dan teksturnya lebih lembut, menjadikannya pendamping yang ideal untuk susu kedelai atau bubur nasi. Di selatan, youtiao lebih tipis, lebih pendek, dan lebih renyah, sering dinikmati dengan bubur atau sebagai bahan berbagai masakan tumis.
Pengaruh Internasional:
Dengan tersebarnya masakan Cina ke luar negeri, youtiao semakin populer di seluruh dunia. Kini bisa ditemukan di restoran Cina dan supermarket Asia di berbagai negara. Di Asia Tenggara, khususnya di Vietnam, Thailand, dan Malaysia, youtiao dikenal dengan nama "cakwe" atau "char kway", dan sering disajikan dengan saus sambal manis atau digunakan sebagai bahan masakan seperti "bakso" atau " ingin bertemu denganku."
Kesimpulan:
Dari asal usulnya yang sederhana di Tiongkok kuno hingga popularitasnya yang luas saat ini, youtiao memiliki tempat khusus dalam masakan dan budaya Tiongkok. Baik dinikmati sebagai menu sarapan, camilan, atau pendamping hidangan lainnya, youtiao terus memikat para pecinta kuliner dengan rasa dan teksturnya yang khas. Ini merupakan bukti warisan abadi tradisi kuliner Tiongkok dan kemampuannya melampaui batas serta memikat selera di seluruh dunia.